TUGAS
AKHIR SMESTER
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Pembimbing :
Dra.
Darmiany M.Pd.
PENYESUAIAN DIRI
REMAJA
Disusun
oleh :
KELAS: A/1 (Reguler Sore)
DEWI
AYU TRI ANJANI
E1D115019
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr..wbr..
Puja dan puji syukur atas
khadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karna atas
rahmat dan karuniaNya makalah sederhana ini bisa terselesaikan dengan lancar
tanpa kekurangan suatu apapun. Tak lupa ucapan terimakasih juga diucapkan
kepada Dosen penginstruksi atas bimbingan dan arahannya, serta ucapan
terimaksih kepada para penulis buku,blog, maupun tulisan di situs-situs
internet yang dijadikan sebagai sumber resensi sehingga membantu penyelesaian
tulisan ini. Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
maupun saran dari pembaca yang budiman sangat diperlukan dan harapan penulis
adalah agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta dapat digunakan semestinya.
Wassalamualaikum..wr..wbr..
Mataram,
01 Jamuari 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar
Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................... 2
1.4. Manfaat................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1.
Pengertian Remaja................................................................................ 3
2.2.
Pengertian Dari Penyesuaian Diri Remaja Dan
Aspek-Aspeknya........ 3
2.3.
Proses Penyesuaian Diri Remaja........................................................... 4
2.4.
Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja......................................... ....... 5
2.5.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Remaja..... ....... 5
2.6.
Permasalahan-Permasalahan Dalam Penyesuain Diri Remaja............... 8
2.7.
Implikasi Penyesuaian Diri Remaja Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan......................................................... ..... 10
BAB III PENUTUP............................................................................................... 12
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... 12
3.2.
Kritik dan Saran.................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu
terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam
menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan
masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan di
luar sekolah itu memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat -minat, dan
sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu ia secara berkesinambungan
dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan
menjadi seorang pribadi tertentu di masa mendatang. Seseorang tidak dilahirkan
dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri.
Kondisi fisik, mental dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh
faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian
yang baik atau yang salah. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu
merupakan organisme yang aktif dengan tujuan dan aktifitas yang
berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya
dan juga semua dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai
anggota kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu fitur pokok dari kepribadian
yang sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian
diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Untuk lebih jelasnya marilah kita tinjau secara lebih rinci pengertian dan
proses penyesuaian diri, karakteristik penyesuaian diri remaja dan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
itu Pengertian Remaja
2.
Apa pengertian dan
aspek-aspeknya dari penyesuaian diri?
3.
Bagaimana proses penyesuaian diri remaja?
4.
Bagaimana karakteristik penyesuaian diri remaja?
5.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
remaja?
6.
Apa saja permasalahan dalam penyesuaian diri remaja?
7.
Bagaiamana implikasi penyesuaian diri remaja terhadap
pendidikan?
1.3
Tujuan
1. Agar
kita mengetahui Pengertian dari Remaja
2. Agar kita
mengetahui apa pengertian dan aspek-aspek dari penyesuaian diri
3.
Agar kita mengetahui bagaimana proses penyesuaian diri
remaja
4.
Agar kita mengetahui karakteristik penyesuaian diri
remaja
5.
Agar kita mengetahui
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja
6.
Agar kita mengetahui apa saja permasalahan dalam
penyesuaian diri remaja
7.
Agar kita mengetahui bagaimana implikasi penyesuaian diri
remaja terhadap pendidikan
1.4 Manfaat
1.
Kita dapat
mengetahui Pengertian dari Remaja
2.
Kita dapat mengetahui pengertian aspek-aspek dari
penyesuaian diri remaja
3.
Kita dapat mengetahui bagaimana proses dari penyesuaian
diri remaja
4.
Kita dapat mengetahui bagaimana karakteristik penyesuaian
diri remaja
5.
Kita dapat mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri remaja
6.
Kita dapat mengetahui apa saja permasalahan dalam
penyesuaian diri remaja
7.
Kita dapat mengetahui bagaimana implikasi penyesuaian
diri remaja terhadap pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata
latin adolesence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang
jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa
atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon
(dalam Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat
transisi atau peralihan, karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak. Borring
E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu
periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa
dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks,
dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat
individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual,
mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi
dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
pada keadaan yang mandiri. Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah
dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah
individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa
dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik,
psikis dan sosial.
2.2. Pengertian Dari Penyesuaian Diri Remaja Dan
Aspek-Aspeknya
1. Pengertian penyesuaian diri
Penyesuaian diri dalam
bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment.
Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian
diri sebagai bentuk konfornitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai
usaha penguasaan (mastery). Pada mulanya
penyesuaian diri diartikan
sama dengan adaptasi
(adaptation) , padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah
pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya,
seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus
beradaptasi dengan iklim yang terjadi di daerah dingin tersebut.
Penyesuaian
diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah prilaku
individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat
diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat
hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
2. Aspek-aspek
Penyesuaian Diri
1)
Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian
pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga
tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia
menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya
dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
2) Penyesuaian Sosial
Penyesuaian
sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan
berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan
dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau
masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya
sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai
informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat)
diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
2.3 Proses Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri lebih bersifat
suatu proses sepanjang hayat (life long), dan manusia terus-menerus berupaya
menemukan dan mengatsi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang
sehat.
Respon penyesuaian, baik atau buruk,
secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu
upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara
kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Penyesuaian
adalah sebagai suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan
internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja
muncul konflik, tekanan, dan frustasi, membebaskan diri dari ketegangan.
Individu dikatakan berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannyadengan
cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa
merugikan atau mengganggu lingkungannya.
2.4 Karakteristik
Penyesuaian Diri Remaja
a.
Penyesuaian
Diri Secara Positif
Dalam melakukan penyesuaian diri
secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain:
1)
Penyesuaian
menghadapi masalah secara langsung.
2)
Penyesuaian
dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan).
3)
Penyesuaian
dengan trial dan error atau coba-coba.
4)
Penyesuaian
dengan substitusi (mencari pengganti).
5)
Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri.
6)
Penyesuaian dengan belajar.
7) Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri.
8) Penyesuaian
dengan perencanaan yang cermat.
b.
Penyesuaian
Diri yang Salah
Ada tiga bentuk reaksi dalam
penyesuaian diri yang salah, yaitu:
1.
Reaksi
Bertahan (Defence Reaction).
Individu
berusaha untuk mempertahankan dirinya,seolah-olah tidak mengalami kegagalan.
2.
Reaksi
Menyerang (Aggressive Reaction).
Reaksi-reaksinya tampak pada
perilaku:
a)
Selalu
membenarkan diri,
b) Mau berkuasa dalam setiap situasi,
c)
Mau memiliki
segalanya, dan yang lainnya.
3.
Reaksi
Melarikan Diri (Escape Reaction).
Orang yang
memiliki penyesuaian diri yang salah akan
melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak
dalam tingkah laku seperti berfantasi,
banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu
ganja, narkotika ,
dan regresi.
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Remaja
1. Kondisi
Jasmaniah
Kondisi jasmaniah merupakan kondisi primer yang penting
bagi proses penyesuaian diri (sistem saraf, kelenjar otot). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa
gangguan-gangguan dalam sistem syaraf, kelenjar dan otot menimbulkan
gejala-gejala gangguan mental, perilaku dan kepribadian. Kondisi sistem tubuh
yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik.
Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam
kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula.
2. Perkembangan
Kematangan dan Penyesuaian Diri
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang
dicapai berbeda - beda antara individu yang satu dengan yang lainnya, sehingga
pencapaian pola - pola penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual.
Pola penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan yang dicapainya. Kondisi - kondisi perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti
emosional, sosial, moral, keagamaan dan intelektual.
3.
Lingkungan Sebagai Penentu
Penyesuaian Diri
a. Rumah dan Keluarga
Keluarga merupakan satuan kelompok sosial terkecil.
Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam keluarga.
Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di masyarakat.
b. Hubungan Orang Tua dan Anak
Pola hubungan antara orang tua dengan anak akan
berpengaruh terhadap proses penyesuaian
diri anak-anak. Beberapa pola hubungan yang dapat dipengaruhi adaptor diri antara
lain:
1) Menerima ( acceptance ),
2)
Menghukum dan
disiplin yang berlebihan,
3)
Memanjakan dan
melindungi anak secara berlebihan.
4)
Penolakan.
5) Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling
menghormati, penuh kasih sayang, memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk tercapainya penyesuaian yang lebih baik,
sebaliknya suasana permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, dan sebagainya
dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.
c. Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat dimana individu berada
merupakan kondisi yaang menentukan proses dan pola-pola
penguasaan diri. Kondisi studi menunjukan bahwa banyak gejala perilaku yang
meyimpang bersumber dari kondisi masyarakat. Pergaulan yang salah
dikalangan remaja dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya. Faktor kondisi
lingkungan sosial yang tidak sehat atau "rawan", dapat merupakan faktor
yang kondusif bagi anak / remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor masyarakat
ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan
kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas).
d. Sekolah
Sekolah memiliki peranan sebagai media untuk mempengaruhi
kehidupan intelektual,sosial, dan moral para siswa. Suasana
disekolah baik sosial maupun psikologi menentukan
proses dan pola penyesuaian diri. Disamping itu, hasil pendidikan yang diterima anak
disekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.
3
Kultur dan Agama Sebagai Penentu
Penyesuaian Diri
Lingkungan kultural dimana individu berada dan
berinteraksi akan menentukan pola penyesuaian diri. Misalnya tata cara
kehidupan di sekolah, di masjid dan semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak
menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Agama
memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan
lainnya. Agama memberi tuntunan, konsep dan filosofi hidup yang meyakinkan dan
benar. Oleh kepemilikan semua ini orang akan memperoleh arti hidup, kemana
tujuan hidup, apa yang dicari dalam hidup ini dan bagaimana ia harus berperan
dalam hidup sehingga hidupnya di dunia tidak sia-sia.
2.6 Permasalahan-Permasalahan Dalam Penyesuain Diri Remaja
Diantara persoalan yang terpenting yang
dihadapai remaja dalam penyesuaian diri yaitu:
1) Hubungan remaja dengan orang dewasa terutama orang tua.
Disini sangat dipengaruhi oleh sikap
orang tua dan suasana psikologis dan sosial dalam keluarga (kondisi lingkunan
keluarga).
Orang tua yang otoriter akan menghambat
perkembangan penyesuaian diri remaja, begitu juga perlindungan orang tua yang
berlebihan juga berakibat tidak baik. Perpindahan tempat juga memiliki pengaruh
yang kuat.
2)
Sekolah juga
memiliki peran / pengaruh yang kuat dalam dalam perkembangan jiwa remaja
·
Kutub Keluarga
(Rumah Tangga)
Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan
bahwa anak / remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak
baik / disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan
kepribadian menjadi berkepribadian antisosial berperilaku menyimpang lebih
besar dibandingkan dengan anak / remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat /
harmonis (sakinah).
Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para
ahli, antara lain:
a. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation,
divorce)
b. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan
orang tua dan anak di rumah
c. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga
(ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)
d. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak,
dalam bentuk materi dari kejiwaan (psikologis).
·
Kutub Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses
belajar mengajar anak didik yang pada gilirannya dapat memberikan
"peluang" pada anak didik untuk menyimpang. Kondisi sekolah yang
tidak baik tersebut, antara lain;
a. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
b. Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
c. Kualitas dan kuantitas tenaga non
guru yang tidak memadai
d. Kesejahteraan guru yang tidak memadai
e. Kurikilum sekolah yang sering
berganti-ganti, muatan agama / budi pekerti yang kurang
f. Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.
·
Kutub
Masyarakat (Kondisi Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau
"rawan", dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak / remaja
untuk berperilaku menyimpang. Faktor kutub masyarakat ini dapat dibagi dalam 2
bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah
rawan (gangguan kamtibmas ).
2.7 Implikasi Penyesuaian Diri Remaja Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan
Masa remaja adalah masa dimana seorang remaja mencari
jati dirinya. Masa remaja juga disebut masa emas (golden age). Namun, para
remaja pada masa perkembangan dihadapkan dengan berbagai masalah, baik
eksternal maupun internal. Masalah-masalah yang timbul pada masa remaja harus
bisa di pahami oleh seorang pendidik, agar remaja tidak mengalami
keterbelakangan mental. Karena remaja yang tidak mendapatkan bimbingan pada
masa remaja, mereka akan cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar
norma-norma kehidupan. Pemecahan masalah tersebut bisa di selesaikan dengan
mengaitkan masalah-masalah tersebut dengan pena -didikan, baik pendidikan
formal atau non-formal.
Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan. Oleh karena
itu, mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan
kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan
akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu, ia akan
meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain. Laju proses
perkembangan perilaku dan pribadi remaja dipengaruhi oleh tiga faktor dominan
adalah faktor bawaan (heredity), kematangan (maturation), dan ling-kungan
(environment): termasuk belajar dan latihan (training and learning). Ketiga
faktor dominan utama itu senantiasa bervariasiyang mungkin dapat menguntungkan,
menghambat atau membatasi lajunya proses perkembangan tesebut.
Lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga
fungsi pendidikan (transformasi norma). Dalam kaitannya dengan pendidikan ini,
peran sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari peran keluarga, yaitu sebagai
referensi dan tempat perlindungan jika anak didik mengalami masalah.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar
proeses penyesuaian diri remaja khususnya di sekolah adalah:
a)
Menciptakan
situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa "betah" (at home) bagi
anak-anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
b)
Menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak.
c)
Usaha
memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun
seluruh aspek pribadinya.
d)
Menggunakan
metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.
e)
Menggunakan
prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
f)
Ruang kelas
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
g)
Peraturan /
tata tertib yamg jelas dan dapat dipahami oleh siswa.
h)
Teladan dari para guru dalam
hal pendidikan.
i)
Kerja sama
dan saling pengertian dari para guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di
sekolah.
j)
Pelaksanaan program bimbingan
dan penyuluhan yang sbaik-baiknya.
k)
Situasi kepemimpinan yang
penuh saling pengertian dan tanggung jawab baik pada murid maupun pada guru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu
menyesuaikan diri, maka penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan
dan perkembangan membutuhkan proses yamg cukup unik. Penyesuaian diri dapat
diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses
penyesuaian diri yang tertuju pada pencapaian keharmonisan antara faktor
internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan
berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan
diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana kemungkinan akan berkembang
proses penyesuaian yang baik atau salah. Selain faktor lingkungan, faktor
psikologis, kematangan, kondisi fisik, dan kebudayaan juga mempengaruhi proses penyesuaian
diri.
Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi
remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan
keluarga. Selain itu permasalahan-permasalahan penyesuaian akan muncul bagi
remaja yang sering pindah tempat tinggal.
Lingkungan sekolah juga memiliki pengaruh yang besar
terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain megemban fungsi pengajaran
juga fungsi pendidikan. Di sekolah, guru hendaknya dapat bersikap yang lebih
efektif, seperti adil, jujur, menyenangkan dan sebagainya sehingga siswanya
akan merasa senang dan aman bersamanya.
3.2 Saran
Menurut kelompok kami seharusnya
orang tua memahami kondisi remaja anaknya sehingga orang tua bisa mengarahkan
anak remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat. Selain itu orang tua juga
harus peduli dengan semua faktor berpengaruh pada proses penyesuaian diri
remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, S. 2008. Perkembangan Peserta Didik . Jakarta: Universitas Terbuka.
Anonim. 2013 Penyesuaian Diri Remaja.
Diakses pada tanggal 03 Naret 2013
Makasssar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar